menu
Close
M.F. SIREGAR PAHLAWAN TERBESAR OLAHRAGA INDONESIA

Susy Susanti melangkah ke arena final bulu tangkis Olimpiade Barcelona 1992 dengan perasaan "ganjil". Susy merasa ada yang kurang di arena tersebut. Tak ada Mangombar Ferdinand Siregar di arena.

Padahal, Susy sangat ingin ada M.F. Siregar di arena. Bukan saja untuk mendampinginya, tapi juga melihat dirinya meraih medali emas Olimpiade untuk pertama kalinya bagi Indonesia.

"Saya bermimpi Pak Siregar datang lagi. Itu berarti dorongan bagi saya untuk memenangkan pertandingan," kata Susy seperti dikutip dari buku M.F. Siregar Matahari Olahraga Indonesia.

"Sebagai pribadi, saya ingin berjuang untuk Opa (sapaan M.F. Siregar). Saat bisa menyelesaikan tugas, saya teringat beliau. Gelar ini untuk Pak Siregar," ujar Susy menambahkan.

M.F. Siregar adalah Pimpinan Proyek Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992. M.F. Siregar merupakan Manager Tim Bulu Tangkis Indonesia di Olimpiade 1992. Dia menjadi orang yang paling bertanggungjawab merealisasikan target Indonesia meraih medali emas untuk pertama kalinya di Olimpiade.

Namun sayang, M.F. Siregar tak bisa mendampingi Susy dari pinggir lapangan ketika Olimpiade Barcelona 1992. Kala Olimpiade sudah berada di depan mata, M.F. Siregar jatuh sakit. Lelaki kelahiran Jakarta, 11 November 1928 tersebut terkena serangan jantung.

M.F. Siregar jatuh sakit ketika memantau Susy berlatih tanding melawan Richard Mainaxy. Saat latih tanding itu, Susy terjatuh dalam posisi split. Melihat itu, M.F. Siregar sangat cemas. "Wah hilang emasnya," pikirnya seperti dikutip dalam buku M.F. Siregar Matahari Olahraga Indonesia.

Sedari awal, target medali emas Olimpiade Barcelona 1992 memang dibebankan di pundak Susy. Perempuan asal Tasikmalaya itulah yang memiliki peluang paling besar merealisasikan target medali emas Olimpiade Barcelona 1992. Karena itu, begitu melihat Susy jatuh dalam posisi split saat latihan, M.F. Siregar cemas bukan main. Dada nyeri dan kemudian dilarikan ke rumah sakit. M.F. Siregar divonis mengalami serangan jantung.

M.F. Siregar kemudian diterbangkan ke Amerika Serikat untuk menjalani operasi. Dia sempat datang ke Barcelona saat masa perawatan. Memaksa terbang dari San Francisco ke Barcelona untuk bertemu Susy dan para pebulutangkis Indonesia yang berjuang di Olimpiade 1992.

Dihadapan mereka, M.F. Siregar menyampaikan pesan yang kemudian sangat melecut mereka untuk mempersembahkan medali untuk Indonesia. "Saya tidak ingin menerima kenyataan bahwa media massa di Jakarta hanya menumpahkan harapan kepada Susy. Di sini ada 13 pemain. Semua mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Kamu tidak perlu takut terhadap lawan. Lawan yang harus takut sama kamu. Raket bulu tangkis adalah temanmu." Begitu bunyi pesan M.F. Siregar.

Dan akhirnya Indonesia meraih medali emas Olimpiade untuk pertama kali lewat Susy. Bahkan, kontingen Indonesia tak hanya pulang membawa satu medali emas dari Barcelona. Tapi, dua sekaligus. Selain Susy, Alan Budikusuma juga turut mempersembahkan medali emas.

Bahkan, di sektor tunggal putra, tiga bendera Indonesia berkibar di podium. Peristiwa tersebut seiring tampilnya Alan sebagai peraih medali emas, Ardy B. Wiranata meraih medali perak, dan Hermawan Susanto mendapatkan medali perunggu. Dari Olimpiade Barcelona 1992 Indonesia juga membawa pulang medali perak sektor ganda putra bulu tangkis lewat pasangan Eddy Hartono/Rudy Gunawan.

Pencapaian monumental tersebut tak bisa dilepaskan dari tangan M.F. Siregar. Dialah yang mempersiapkan segala hal untuk merealisasikan target medali emas Olimpiade Barcelona 1992. M.F. Siregar yang membuat konsep latihannya, mendampingi latihan, juga memikirkan vitamin dan pendampingan psikologisnya.

Pencapaian di Barcelona itu sudah diprediksi M.F. Siregar bertahun-tahun sebelumnya. Tepatnya ketika menerima penghargaan L'Ordre Olympique dari Komite Olimpiade Internasional pada 1986.

"Saya bertekad agar bangsa Indonesia dapat disejajarkan sama dengan negara maju di bidang olahraga. Saya ingin melihat bendera merah putih berkibar di Olimpiade 1988 dan mendengar lagu Indonesia Raya berkemundang di Olimpiade 1992," kata M.F. Siregar kala itu.

Tak banyak yang memandang serius pernyataan tersebut. Tapi, M.F. Siregar sangat serius dengan pernyataannya itu. Sebagai Sekretaris Jenderal KONI, dia letakkan pondasi untuk merealisasikan mimpi besar tersebut.

Mimpi itu terwujud sama persis dengan pernyataan M.F. Siregar. Trio Srikandi Indonesia -Nurfitriyani Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani- berhasil meraih medali perak di Olimpiade Seoul 1988. Hal itu menjadi yang pertama kalinya bendera Indonesia dikibarkan di podium Olimpiade. Empat tahun berselang, Indonesia Raya berkumandang dua kali di Olimpiade Barcelona 1992 setelah Susy dan Alan meraih medali emas.

Ada andil besar M.F. Siregar dalam pencapain Indonesia di Olimpiade. Lelaki yang telah berpulang pada 3 Oktober 2010 itu merupakan arsitek utama dalam perkembangan dan pertumbuhan olahraga Indonesia.

M.F. Siregar bukan saja pernah tiga periode duduk di kursi Sekretaris Jenderal KONI. Tapi, M.F. Siregar juga turut aktif mengurus beberapa cabang olahraga seperti renang, bulu tangkis, dan tenis. Dia juga yang membidani kelahiran induk organisasi gulat, juga senam Indonesia.

Pengabdiaannya kepada olahraga Indonesia merentang panjang. Dari masa kepemimpinan Soekarno sampai Susilo Bambang Yudhoyono. M.F. Siregar adalah matahari olahraga Indonesia. Pahlawan terbesar dalam sejarah perjalanan olahraga Indonesia.

Berita Lainnya
Previous
Next