menu
Close
KETERBATASAN TAK SURUTKAN SEMANGAT ESI SUMUT UNTUK JUARA UMUM DI PON 2024

 

MEDAN - Pengurus Provinsi (Pengprov) Esport Indonesia (ESI) optimistis menatap PON 2024. Kendati sebagai cabang olahraga (Cabor) yang baru dipertandingkan di ajang PON, Pengprov ESI Sumut berani menargetkan meraih juara umum.

Ketua Harian Pengprov ESI Sumut, Max Wilander Simanihuruk, mewakili Ketua Umum (Ketum) Pengurus Provinsi (Pengprov) Esport Indonesia (ESI) Sumut, Brigjen TNI Asep Jauhari Puja Laksana, menjelaskan kesiapan atlet Esport Sumut jelang PON 2024.

“Cabor Esport pertama kali dipertandingkan di PON. Karena di PON 2021 lalu cabor Esport masih eksebisi, jadi di PON 2024 ini sudah resmi," ujar Max Wilander, baru-baru ini.

Max Wilander merincikan, ada lima nomor pertandingan yang diperlombakan di PON 2024 yang digelar pada 13-19 September 2024 di Medan Internasional Convention Center (MICC), Medan. Kelimanya antara lain Free Fire, PUBG, Mobile Legends Bang Bang, Lokapala, dan eFootball (konsol gim PS5).

"Selain itu ada dua nomor pertandingan eksebisi di cabor Esport PON 2024, yakni Honor of Kings dan Battle of Guardians," ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan setiap nomor pertandingan diperkuat lima atlet karena masuk kategori beregu, kecuali nomor pertandingan eksebisi Battle of Guardians yang hanya satu atlet karena kategori perorangan.

"Kami di PON 2024 ini berkekuatan 25+6 atlet dengan lima pelatih. 25 atlet untuk lima nomor yang memperebutkan medali, sedangkan yang eksebisi 6 atlet dengan rincian Honor of Guardians 5 orang dan Battle of Guardians 1 orang," ucapnya.

Latar belakang para atlet pun beragam, mulai dari mahasiswa bahkan pelajar.

"Rata-rata atlet kami semuanya masih berprofesi mahasiswa dan hanya satu yang masih pelajar dari Free Fire," tutur Max Wilander.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah mengadakan try out dengan mengikuti berbagai kompetisi, seperti eFootball di Lombok, Free Fire di Bali, dan PUBG di Jakarta pada tahun 2023 lalu. Namun, untuk nomor Lokapala, mereka hanya bisa melakukan latih tanding atau sparing dengan provinsi lain karena minimnya kompetisi di nomor ini. Keterbatasan dalam try out dan peralatan yang masih di bawah standar menjadi kendala utama bagi kontingen ESI Sumut dalam menghadapi PON 2024.

"Tahun ini tidak ada dana untuk try out, itu salah satu kendalanya. Lainnya adalah soal standarisasi peralatan selama latihan. Di mana untuk kategori game mobile, smartphone yang dipakai anak-anak mayoritas spesifikasinya masih di bawah standar, seperti RAM yang masih rendah dan sebagainya," ungkapnya lagi.

Tetap berupaya di tengah keterbatasan, Pengprov ESI Sumut bahkan hingga harus membuat atlet berlatih di rental atau penyewaan PS

"Untuk nomor eFootball, sebelumnya anak-anak itu latihan di rental PS. Kami mengajukan permintaan bantuan PS5 sebanyak dua unit, tapi hanya diberikan satu. Akhirnya kami dari pengurus patungan sehingga satu unit lagi bertambah," ucap mantan atlet Esport itu.

Dengan keterbatasan tersebut, Max Wilander tetap optimistis pihaknya bisa keluar sebagai juara umum di cabor ini karena baru perdana dipertandingkan di PON 2024 nanti. Dari lima medali emas yang diperebutkan, pihaknya realistis dengan dua emas.

"Awalnya target kami tiga emas, setelah kami kaji dari hasil try out dan kemampuan dari provinsi-provinsi lain, kami agak menurunkan sedikit target. Tapi bukan maksud pesimis, menjadi dua emas. Tapi target utama kami tetap menjadi juara umum. Dua emas itu optimis kami raih di nomor Mobile Legends dan Lokapala," tuturnya.

Berita Lainnya
Previous
Next