menu
Close
3 FAKTA PON SUMUT 1953, STADION TELADAN JADI SAKSI BISU

Hajatan multi event Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI akan berlangsung di dua provinsi, Aceh dan Sumatra Utara pada 5-19 September 2024. Sejarah mencatat inilah kali kedua Sumut menjadi tuan rumah.

Ada pun Sumut pertama kali mengemban amanah sebagai tuan rumah PON sekitar 71 tahun silam alias 1953. Momen itu merupakan penyelenggaraan edisi ketiga setelah Solo 1948 dan Jakarta Raya 1951.

Setidaknya terdapat tiga fakta menarik tentang hajatan PON III di Medan yang bergulir pada 20-27 September 1953. Berikut rangkumannya.

1. Stadion Teladan Jadi Saksi Bisu

Setiap penyelenggaraan PON identik dengan pembangunan stadion baru, tak terkecuali di Medan 1953. Sultan Hamengkubuwono IX selalu Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) kala itu menjadi pencetusnya.

Proyek pembangunan Stadion Teladan dimulai bertepatan dengan hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1952 dan menelan biaya sebesar Rp6 juta. Prosesnya berlangsung selama delapan bulan sampai rampung dan bisa digunakan untuk PON III.

Stadion Teladan memiliki lapangan sepak bola seluas 70 x 75 meter, ditambah dua jenis tribun yang masing-masing bisa menampung 25.000 dan 10.000 penonton. Di sekelilingnya terdapat trek lari sepanjang 414 meter.

Venue yang kini kerap dipakai sebagai markas klub kebanggaan Sumatra Utara, PSMS Medan, ini menjadi saksi bisu keberhasilan tim sepak bola Sumut meraih medali emas di PON III 1953.

2. Perubahan Tahun Penyelenggaraan

Hajatan PON sejatinya bergulir setiap empat tahun sekali, namun awalnya memakai format dua tahun sekali. PON Sumut 1953 menandai perubahan pola penyelenggaraan berdasarkan keputusan Kongres PORI kala itu.

Hal ini sekaligus menyudahi pola sebelumnya yang diselenggarakan berselang tiga tahun dan dua tahun, yakni PON I Surakarta (1948), PON II Jakarta (1951), dan PON III Sumut (1953).

Upacara pembukaan PON III dihadiri oleh para petinggi negara pada 20 September 1953, mulai dari Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Mayor Jenderal TB Simatupang, dan Ketua KOI Sultan Hamengkubowono IX.

Pembukaan secara resmi PON III dilakukan oleh Presiden Soekarno. Bendera PON dibawa masuk oleh kelompok pramuka ke lapangan sambil diiringi lagu Pudjaan yang dinyanyikan paduan suara.

3. Klasemen Akhir Perolehan Medali

PON III Sumut 1953 mempertandingkan 16 cabang olahraga, antara lain anggar, angkat besi, atletik, balap sepeda, basket, bola keranjang, bola voli, bulutangkis, hoki, loncat indah, menembak, polo air, renang, sepak bola, tenis, dan tenis meja.

Jumlah peserta PON III Sumut mencapai 3.000 atlet, 400 di antaranya merupakan perempuan. Mereka berasal dari 13 provinsi, yaitu Sumatra Utara, Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, dan Jakarta Raya.

Kemudian, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Maluku.

Ada pun klasemen akhir perolehan medali PON III menempatkan Jawa Barat sebagai juara umum dengan perincian 24 emas, 12 perak, dan 14 perunggu. Disusul Jakarta Raya (9 emas, 16 perak, 14 perunggu) dan Jawa Timur (9 emas, 8 perak, 12 perunggu).

Sementara itu, tuan rumah Sumatra Utara berada di posisi keempat dengan perolehan sembilan medali emas, lima perak, dan empat perunggu. Prestasi ini meningkat dua anak tangga dibandingkan PON II Jakarta 1952 (peringkat keenam).

Berita Lainnya
Previous
Next