menu
Close
Perdana, Polri Gunakan CCTV Pendeteksi Wajah untuk Pengamanan PON XXI Aceh-Sumut

MEDAN - Kepolisian Republik Indonesia menggunakan teknologi terkini dalam pengamanan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut tahun 2024.

Teknologi tersebut berupa CCTV yang sudah diaplikasikan dengan fitur face recognation atau pendeteksi wajah, yakni teknologi yang dapat menemukan dan menandai lokasi wajah dalam gambar atau video digital.

Teknologi ini dapat digunakan untuk melacak wajah orang yang dicurigai melakukan tindak kejahatan. Melalui CCTV, petugas keamanan bisa mencari satu tangkapan wajah dengan melakukan zoom.

Menurut Kompol Agung, CCTV Face Recognation terhubung dengan sistem Administrasi Kependudukan. Sehingga bila wajah seseorang yang tampil di CCTV tersebut di zoom, di bagian kanannya akan muncul identitas orang tersebut yakni berupa nama serta Nomor Identitas Kependudukan (NIK)-nya.

“Jika ingin mencari satu tangkapan wajah kita zoom kan, lalu di sebelah kanan akan menampilkan identitas yang akurasinya mencapai 90 persen,” tutur Kompol Agung, selaku Kaposko Comand Center Pengamanan PON XXI 2024 Polda Sumut ditemui di Hotel Santika Dyandra Medan, Senin (9/9/2024).

Saat ini sudah terpasang 25 CCTV Face Recognation dari 38 venue yang ada di Sumatera Utara.

“Adapun dari 25 CCTV FR (Face Recognation—red), yang terbaru kita pasang dan sudah diaktifkan 6 unit di Stadion Baharoeddin Siregar Deliserdang untuk kegiatan opening ceremony yang langsung live bersama Provinsi Aceh,” ujar Kompol Agung.

CCTV Face Recognation ini merupakan teknologi terkini yang perdana digunakan Polri untuk pengamanan PON XXI Aceh-Sumut. Sehingga Polri bisa memantau aktivitas pengunjung yang ada di sana. “Sebenarnya penggunaan alat ini kan sudah berjalan, tujuannya untuk mencari Daftar Pencarian Orang (DPO). Jadi jika ada permintaan untuk melakukan pencarian DPO, kita akan melakukan pemantauan di beberapa lokasi,” tutur Kompol Agung.

Penggunaan CCTV Face Recognation di PON XXI Aceh-Sumut dimaksudkan untuk mengantisipasi jika terjadi aksi anarkis baik dilakukan oleh penonton, masyarakat ataupun peserta itu sendiri. Sehingga jika terjadi hal-hal yang diluar kendali kita dan tidak bisa ditangani di lokasi, maka kita sudah bisa merekam datanya,” tutur Kompol Agung. (PB PON XXI SUMUT/Hafnida Dalimunthe)

Berita Lainnya
Previous
Next