- Berita
- Spot Light
- 08 Sep 2024
MEDAN - Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 bukanlah semata tentang kecepatan, kekuatan dan kelincahan, namun akan menjadi penanda dan mencetak sebuah sejarah baru terutama di Sumatera Utara (Sumut). Dengan semangat baru dan dedikasi tinggi, PON kali ini memegang makna lebih mendalam dari sekadar kompetisi olahraga.
Sejak pertama kali digelar pada 1948 di Surakarta, Jawa Tengah, PON telah menjadi simbol persatuan dan ajang unjuk prestasi olahraga nasional. Tentu yang dicari bukan hanya tentang medali, melainkan tentang bagaimana olahraga mempererat tali persaudaraan antarwarga negara.
Tepat pada 7 September 2024, dua hari menjelang pembukaan PON XXI, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut mengumpulkan seluruh insan olahraga di Aula Tengku Rizal Nurdin. Tidak lain dan tidak bukan untuk memberikan apresiasi kepada para legenda olahraga, bahkan hal tersebut merupakan untuk pertama kalinya dilaksanakan, yakni "Malam Anugerah Legenda Sumatera Utara".
Total 23 olahragawan yang mendapat apresiasi dari Pemprov Sumut, yakni Habib Nasution mantan atlet Renang, Sutiono mantan atlet Balap Sepeda, Dahliana mantan atlet Pencak Silat, Zulfan Rahmadsyah Nasution mantan atlet Pencak Silat, Mardi Lestari mantan atlet Atletik dan Lidiya Tetaly mantan atlet Atletik.
Kemudian, Parluatan Siregar mantan atlet Atletik, Krismanto mantan atlet Tinju, Syamsul Anwar Harahap mantan atlet Tinju, Erwinsyah mantan atlet Tinju, Hendrik Simangunsong mantan atlet Tinju, Linsdswel Kwok mantan atlet Wushu, Junita Niza Wasni mantan atlet Wushu, Heriyanto mantan atlet Wushu dan Aldy Lukman mantan atlet Wushu.
Selanjutnya, Sandra Ariyani mantan atlet Karate, Doni Darmawan mantan atlet Karate, Jintar Simanjuntak mantan atlet Karate, Josua Smurat mantan atelt GuIat, Basuki Nugroho mantan Taekwondo, Amin Ali mantan atlet Bola Basket, Silvester Goldber Manik mantan Polo Air dan terakhir Nobon mantan pesepak bola PSMS dan Timnas Indonesia.
Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Agus Fatoni mengatakan "Malam Anugerah Legenda Olahraga Sumatera Utara" tersebut menjadi sangat istimewa dan akan menjadi catatan sejarah untuk insan olahraga Sumut.
"Ini adalah malam apresiasi, penghargaan dan penghormatan untuk legenda olahraga Sumatera Utara. Kami semua bersyukur atas perjalanan panjang olahraga di Sumatera Utara. Oleh karena itu kami (Pemerintah Provinsi Sumut) memberikan penghormatan kepada insan olahraga karena sudah mengharumkan nama Sumut bahkan Indonesia," ujarnya.
Tentunya, kata dia, semua nama-nama peraih penghargaan tersebut merupakan yang terkuat, tercepat bahkan terhebat di Sumatera Utara dan hal itu akan menjadi suatu kebanggaan bagi para penerus. "Mereka ini terkuat, tercepat dan terhebat di Sumut. Ini merupakan kebanggaan bagi semua karena legenda olahraga Sumut sudah menorehkan sejarah, bahkan yang tertua sudah berusia 92 tahun. Semoga mereka di beri kebahagiaan dan kesehatan," katanya.
Anugerah yang diberikan, lanjutnya, mungkin tidak sebanding atas prestasi yang telah diraih oleh para legenda olahraga dan Pemprov Sumut ingin mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya bagi para legenda.
"Pemerintah akan terus mendorong atlet potensial agar meneruskan sang legenda dengan berkomitmen memberikan fasilitas olahraga di Sumut agar bisa meningkatkan perestasi para atlet muda. Mari jadikan malam ini sebagai momen untuk saling memberi motivasi dan inspirasi untuk prestasi gemilang di masa depan," tutur Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni.
Sementara itu, mantan atlet Balap Sepeda Sutiono mengatakan atas nama atlet-atlet Sumut dari berbagai cabang olahraga mengucapkan terima kasih atas undangan dan pertemuan yang baru pertama kalinya digelar. "Kami sebagai mantan atlet Sumut yang yang saat ini disebut The Legend, berterima kasih kepada Pj Gubernur Sumut dan harapannya hal ini bisa terus dilakukan, karena kami baru pertama kali di berikan gelar seperti ini," ucapnya.
Selain itu, Sutiono berharap agar pembibitan atlet bisa terus dilakukan termasuk pendidikan dan kesehatannya agar selalu diperhatikan agar bisa meraih prestasi yang tinggi lagi. "Kami The Legend Sumut, dalam pencapaian prestasi mungkin masih banyak kekurangan. Semoga atlet yang lebih muda dapat meneruskan ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Semoga kedepan prestasi atlet Sumut lebih tinggi lagi, baik tingkat nasional ataupun internasional," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, mantan atlet Tinju Syamsul Anwar Harahap menambahkan para atlet Sumut harus terus mendorong dan meningkatkan kualitas bertanding dengan penuh semangat. "50 tahun yang lalu, tahun 1974, kami berpartisipasi di PON ke-8, kami berangkat dari pelabuhan naik Kapal. Kami berada di dek dan yang namanya sepedanya Sutiono sampai di gantung di atas. Namun yang kami khawatirkan adalah gelombang lautnya, takut muntah, tetapi meskipun begitu kami Sumut tetap nomor satu di pulau Jawa," ujarnya sambil diiringi tepuk tangan para undangan yang hadir di aula tersebut.
Perjuangan tersebut, kata Syamsul, seperti belum begitu lama terjadi namun anugerah legenda olahraga Sumut baru didapatkannya untuk pertama kali. "Ini seperti menghilangkan rasa lelah yang berlangsung lama, semoga ini bisa berlanjut kedepannya. Untuk masyarakat Sumut jangan lupa doa kan kami, karena kami sudah tua. Meskipun begitu jiwa kami tetap untuk olahraga dan akan terus membina hingga kami meninggal," katanya.(*)